5th Indonesian Pediatric Nutrition and Metabolic Update
“Growing Well in A Changing World” | 21–24 JULY 2022
“Growing Well in A Changing World” | 21–24 JULY 2022
TOPIC
THE RELATIONSHIP BETWEEN SLEEP DURATION AND OBESITY IN CHILDREN: A SYSTEMATIC REVIEW
INSTITUTION
RSUD Wangaya
PRESENTER
Peter Prayogo Hsieh
CONTACT
0818397999
Please comment or contact the presenter directly via whatsapp number provided to discuss about this e-poster.
IMPORTANT: To access and use features on this page, use only recent pc compatible browser in landscape mode (portrait mode and small screen device will not work properly). Suggested compatible browsers includes: Firefox 82+, Chrome 86+, Safari 13+. Other browsers might work but not recommended.
Anjuran tidur yang cukup itu berapa lama?
Terima kasih dokter untuk pertanyaannya. Mohon izin untuk menjawab.
Rekomendasi terkait tidur yang cukup akan berbeda pada jenjang usia yang berbeda pula.Dikutip dari Website IDAI, berikut adalah jumlah jam tidur yang dianjurkan:
1. Baru Lahir: 16-20 jam
2. 1 bulan-1 tahun:
A. 14-15 jam pada usia 4 bulan
B. 13-14 jam pada usia 6 bulan ke atas
3. 1-3 tahun: 12 jam
4. 3-6 tahun: 11-12 jam
5. 6-12 tahun: 10-11 jam
6. >12 tahun: 7-9 jam
(Sumber:https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pola-tidur-pada-anak)
Yang tidak kalah penting, tolong diusahakan juga agar anak dapat tidur 2-3 jam sebelum pk.23.00 waktu setempat, karena pada pk. 23.00-02.00, sekresi Growth Hormone mencapai puncaknya & agar kerja hormon dapat maksimal, anak harus ada dalam keadaan Deep Sleep, yang mana baru akan tercapai dalam 2-3 jam setelah anak tidur.
Kira-kira demikian yang dapat saya jawab. Sekali lagi, terima kasih dokter atas pertanyaannya.
1. Bagaimana patofisiologi dari short sleep duration dapat mempengaruhi keseimbangan hormon yang mengontrol rasa lapar dan nafsu makan?
2. Bagaimana menjelaskan dugaan bhw banyak tidur itu justru berisiko lbh mudah gemuk karena mobilitas lbh sedikit?
Trm ksh.
Lucia – IDAI Jatim – 02247
Terima kasih dokter untuk pertanyaannya. Mohon izin untuk menjawab.
Pertanyaan 1:
Terdapat beberapa mekanisme yang dapat menerangkan Hubungan antara Durasi Tidur yang Pendek & Kejadian Obesitas. Pada anak dengan durasi tidur yang pendek akan terjadi:
1. Penurunan produksi hormon Leptin. Hormon Leptin berperan untuk menghambat produksi Neuropeptida Y yang berada pada Hipotalamus. Dengan dihambatnya produksi hormon Leptin, maka produksi Neuropeptida Y menjadi berlebihan. Neuropeptida Y inilah yang berperan dalam meningkatkan nafsu makan.
2. Peningkatan produksi hormon Ghrelin yang berperan dalam meningkatkan nafsu makan, sehingga terjadi peningkatan nafsu makan yang berlebihan.
3. Waktu terjaga lebih panjang sehingga meningkatkan konsumsi makanan-minuman, karena anak membutuhkan tenaga untuk terjaga.
4. Rasa lelah yang menyebabkan penurunan motivasi untuk melakukan aktivitas fisik & lebih memilih aktivitas sedentari, sehingga dengan asupan energi yang berlebihan tersebut & tidak diimbangi dengan aktivitas fisik, maka berpotensi menimbulkan Obesitas.
Oleh karena itu, jika durasi tidur yang pendek tersebut terjadi dalam jangka waktu berkepanjangan, Obesitas dapat terjadi.
Pertanyaan 2:
Terkait durasi tidur, yang disarankan adalah tidur yang cukup, bukan tidur yang berlebihan. Kecukupan jumlah jam tidur bergantung pada jenjang usia (dapat dilihat pada tautan berikut: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pola-tidur-pada-anak).
Karena kurang tidur bersifat seperti ‘hutang’, maka jika seorang anak tidak mendapat durasi tidur yang sesuai, ‘hutang jam’ tersebut harus dibayar pada hari berikutnya, sehingga pada hari berikutnya tidur akan lebih lama dari durasi yang seharusnya & tentu akan mengurangi waktu untuk aktivitas fisik. Jika setelah anak terbangun dan kebiasaan tidur yang baik tidak segera diterapkan, maka hal tersebut akan berulang terus seperti ‘lingkaran setan’
Kira-kira demikian yang dapat saya jawab. Sekali lagi, terima kasih dokter atas pertanyaannya.
Wah…trm ksh sekali atas penjelasannya. Sangat bermanfaat.
Sama-sama, dokter